Luncurkan Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Kota Surabaya, Dekan FIB Terima Penghargaan Walikota  

    Luncurkan Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Kota Surabaya, Dekan FIB Terima Penghargaan Walikota   
    Foto Serah Terima Penghargaan kepada Prof Dr Purnawan Basundoro S S M Hum oleh Walikota Surabaya.

    SURABAYA – Usung kolaborasi antar-institusi dalam menyusun ensiklopedia Kota Surabaya, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) menerima penghargaan dari Walikota Surabaya atas kontribusinya dalam peluncuran ensiklopedia sejarah dan budaya Kota Surabaya pada Jumat (23/12/2022) di Balai Pemuda, Kota Surabaya. 

    Dekan FIB Prof Dr Purnawan Basundoro S S M Hum menyatakan bahwa secara institusional pembuatan Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Kota Surabaya melibatkan kolaborasi dua lembaga. Yaitu, FIB UNAIR dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.  

    “Untuk dosen dari FIB yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Purnawan Basundoro dan Kukuh Yudha Karnanta sebagai koordinator sekaligus penyunting. Kemudian, untuk penulis ada Abimardha Kurniawan, Samidi, Moch Jalal, Adrian Perkasa, dan Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari. Sebagai editor dan penyelaras bahasa adalah Bramantio, ” tuturnya. 

    Purnawan mengaku, tidak terdapat kendala yang berarti dalam pengerjaan ensiklopedi itu. Karena, pekerjaan tersebut didukung secara penuh oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, baik secara administratif maupun dari segi anggaran.  

    Selain itu, pekerjaan kepenulisan ensiklopedia tersebut dapat dikategorikan sebagai kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi. Khususnya, pada bidang pengabdian masyarakat sebagai praktik langsung dari kerja akademis dosen FIB UNAIR. 

    “Penyusunan ensiklopedi ini tentu saja merupakan pekerjaan yang sangat menarik. Karena, secara akademis tema yang dikerjakan tidak berbeda jauh dengan yang dipelajari di Fakultas Ilmu Budaya, ” tuturnya.  

    Ensiklopedi yang dibuat tersebut memuat 36 entri yang sebagian besar diambil dari objek pemajuan kebudayaan Kota Surabaya. Meliputi kategori bahasa, bangunan bersejarah, permainan rakyat, tokoh seni, olahraga tradisional, tempat bersejarah, lagu dan seni tradisional, teknologi tradisional, upacara tradisional, peristiwa bersejarah, upacara tradisional, makanan tradisional, beserta makna nama dan sejarah asal-usul Kota Surabaya. 

    Purnawan mengungkapkan bahwa pembuatan ensiklopedi dilaksanakan selama dua tahun. Yaitu, pengerjaan tahun 2021 dan 2022 dengan tujuan yang berbeda. Kemudian hasil ensiklopedia tersebut digabungkan untuk dijadikan sebuah buku ensiklopedia seri pertama. 

    “Pada tahun 2021 ensiklopedi dibuat untuk ditayangkan secara online, kemudian tahun 2022 ditambah jumlah entrinya, dan kemudian hasil tahun 2021 dan 2022 digabung untuk kemudian dicetak menjadi sebuah buku, ” katanya. 

    Dekan FIB UNAIR tersebut berharap pada 2023 dapat diterbitkan ensiklopedia seri kedua. Untuk melanjutkan beragam entri yang belum ada pada seri yang diterbitkan pada tahun 2022. 

    “Harapan saya, pada 2023 Ensiklopedi seri kedua bisa dibuat lagi untuk meneruskan seri pertama. Karena entri yang harus ditulis masih sangat banyak hingga 400 lebih, ” harapnya. 

    Penulis: Monika Astria Br Gultom 

    Editor: Feri Fenoria 

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Budget Expo dan Program Prioritas Tahun...

    Artikel Berikutnya

    Kulik Kisah Shania Indira, Duta Kampus ITS...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Hendri Kampai: Menjaga  Euforia Harapan
    Hendri Kampai: Berkaca dari Singapura, Pelajaran Berharga untuk Indonesia
    Hendri Kampai: Seandainya Para Pejabat Jujur, Indonesia Pasti Makmur
    Calon Tunggal Pilkada, Hendri Kampai: Kegagalan Kaderisasi Partai atau Demokrasi yang Dirusak?

    Ikuti Kami