Jabat Direktur Diktis, UINSA Gelar Pisah Kenang Prof Inung

    Jabat Direktur Diktis, UINSA Gelar Pisah Kenang Prof Inung

    SURABAYA - Acara Pisah Kenang dan Pelepasan Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, digelar pada Jumat, 06 Januari 2023. Hal ini seiring dengan diangkatnya Prof. Inung-sapaan akrab Warek KK menjadi Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI pada Rabu, 04 Januari 2023 oleh Menteri Agama RI, H. Yaqut Cholil Qoumas.

    Direktur Diktis dalam sambutan kenang pamit nampak menahan haru bersama kolega dan rekan-rekan seperjuangan di UINSA Surabaya. Kegiatan ini dihadiri segenap jajaran pimpinan Senat, Rektor, Wakil Rektor, Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana, Dekan beserta Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Ketua dan Sekretaris SPI, Koordinator dan sub Koordinator, Kabag serta Dharma Wanita UINSA Surabaya.

    Direktur Diktis yang hadir bersama istri menyampaikan keinginan agar tetap menjadi bagian dari pertemanan di UINSA Surabaya. Disampaikan Direktur Diktis, bahwa ia telah merasakan ‘jatuh cinta’ pada UINSA Surabaya sejak datang pertama kali sebagai Mahasiswa Pascasarjana (S2).

    “Saya jatuh cinta sejak awal karena saya mendapatkan pengalaman pendidikan yang saya merasa betul-betul dididik di Pascasarjana Surabaya. Mutu dan iklim akademik yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya saya temukan di Surabaya. Pada saat saya sangat haus dengan ilmu dan saya mendapatkan kepuasan disini, ” ujar Prof. Inung terharu.

    Direktur Diktis bahkan menegaskan, dirinya akan kembali ke UINSA Surabaya setelah menjalankan amanah jabatan di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. “Saya tidak tahu, saya dirindukan atau tidak dirindukan saya akan kembali kesini. Karena ini adalah rumah saya, hati saya tertinggal disini, ” tegas Prof. Inung.

    Guru Besar Bidang Sosiologi Agama UINSA Surabaya ini pun meminta kepada segenap kolega dan rekan di UINSA, agar tidak memperlakukan dirinya sebagai ‘orang asing’ ketika dirinya berkunjung ke kampus. “Ini permintaan saya terkahir, ini Instruksi Direktur: Jangan perlakukan saya kalau saya kesini seperti seorang Direktur! Yang panggil Mas Inung ya Mas Inung, yang panggil Pak Inung ya Pak Inung, ” tutur Prof. Inung ingin senantiasa tetap menjaga kekeluargaan bersama UINSA Surabaya.

    Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., dalam sambutan mengutip potongan QS. Al-A’raf/7:34. ‘Idza jaa ajaluhum la yasta’khiruna sa’atan wa la yastaqdimun’ yang artinya ‘Apabila telah datang ajal mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.’ Sebuah analogi bahwa dipilihnya Prof. Inung sebagai Direktur Diktis merupakan ketetapan Allah SWT yang harus dijalani.

    “Wes wayahe. Berat? Berat. Karena mendapatkan Prof. Inung itu, seperti mengayak emas diantara banyak debu, ” ujar Prof. Muzakki menyampaikan respon atas pengangkatan Prof. Inung.

    Rektor UINSA bahkan mengakui dirinya bersedih harus berpisah dengan rekan kerjanya. Namun Rektor juga menegaskan keikhlasannya melepas Prof. Inung untuk peran yang lebih besar. “Ada hal yang harus kami pikirkan. Pertama, keumatan dan kenegaraan. Loyalitas Prof. Inung kepada negara itu harus diatas segala-galanya. Ketika negara butuh, tidak ada acara lain, UINSA harus melepas. Karena ini bagian dari kebijakan negara, ” tegas Prof. Muzakki.

    Prof. Inung, menurut Rektor, adalah bagian dari nafas UINSA Surabaya. Diceritakan Rektor, bahwa Prof. Inung secara khusus mendapat perintah langsung dari Kementerian Agama untuk tetap mengawal kehendak besar UINSA menaikkan status dari Satker BLU ke PTNBH.

    Rektor secara khusus juga memohon agar tetap menjadikan UINSA sebagai bagian dari kemuliaan kebijakan Direktur Diktis. “Karena UIN Sunan Ampel ini ex officio, Koordinatorat Kopertais yang membawahi 180 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta. Maka keumatan itu ada disini, visi kebangsaan juga ada disini, ” imbuh Prof. Muzakki.

    Kegiatan pisah kenang dan pelepasan Prof. Inung ini pun ditutup dengan sesi ramah tamah bersama segenap undangan yang hadir. (All/Humas)

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Siap Menuju Sertifikasi ISO 21001: 2018,...

    Artikel Berikutnya

    Rapat Evaluasi dan Penetapan Target Kinerja...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Hendri Kampai: Menjaga  Euforia Harapan
    Hendri Kampai: Berkaca dari Singapura, Pelajaran Berharga untuk Indonesia
    Hendri Kampai: Seandainya Para Pejabat Jujur, Indonesia Pasti Makmur
    Calon Tunggal Pilkada, Hendri Kampai: Kegagalan Kaderisasi Partai atau Demokrasi yang Dirusak?

    Ikuti Kami